Halaman

Minggu, 20 Mei 2018

Berapa Biaya Hidup di Yogyakarta perbulan? Ini Rinciannya

Meski menyandang predikat kota besar, Jogja dianggap sebagai salah satu kota dengan biaya hidup terjangkau dibandingkan kota besar lainnya, seperti Jakarta dan Surabaya. Alasan ini menjadi asalan mengapa banyak orang tertarik untuk merantau ke Jogja. Tapi apakah saat ini biaya hidup di Jogya masih murah?

Berapa Biaya Hidup di Yogyakarta perbulan? Ini Rinciannya

Setiap tahunnya, Jogja “diserbu” banyak pendatang terutama kalangan pelajar. Ya, Jogja menjadi tempat berdirinya sejumlah universitas negeri favorit. Sebut saja Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Meski biaya kuliah rata-rata mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, namun hal itu tak menyurutkan niat calon mahasiswa untuk melanjutkan studi di Jogja. Selain memang lembaga pendidikan tinggi di Jogja banyak yang memiliki reputasi bagus, biaya hidup murah menjadi alasan mengapa Jogja masih menjadi kota rantau yang menyenangkan untuk menuntut ilmu dan Jogja juga memiliki banyak destinasi wisata yang bisa sekalian dieksplorasi.

Lantas, berapakah rata-rata biaya yang dihabiskan ketika tinggal di Jogja? Mari kita rinci!

Biaya tempat tinggal 

Dekat kampus-kampus, banyak tersedia hunian untuk mahasiswa, baik itu berupa asrama, kost, maupun rumah kontrakan. Asrama dekat kampus rata-rata ditarif Rp 500 ribu per bulan dan umumnya pembayaran harus dilunasi per tahun. Sementara kamar kost standar ditarif mulai dari rentang harga Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu, di mana di dalamnya sudah tersedia tempat tidur, lemari, dan terkadang Wi-Fi.

Di Jogja juga banyak kamar kost eksklusif yang sewa per bulannya rata-rata Rp 1,5 juta. Fasilitasnya sudah pasti beragam mulai dari tempat tidur, lemari, TV, Wi-Fi, hingga kamar mandi shower lengkap dengan water heater. Jika sedikit lebih berusaha, Anda juga masih bisa menemukan kamar kost sederhana yang disewakan dengan kisaran harga Rp 300 ribu.

Rumah kontrakan Jogja juga banyak diminati mahasiswa, terutama yang lokasinya tak begitu jauh dari kampus. Kebanyakan mahasiswa mengontrak sebuah rumah bersama beberapa teman, lalu biaya sewa dibagi rata sehingga biaya tempat untuk tempat tinggal bisa lebih murah. Tentu rumah kontrakan di pusat kota akan lebih mahal tarif sewanya. Tergantung dari luas dan fasilitas pendukung yang disediakan, rata-rata kontrakan rumah Jogja ditarif Rp 5 juta hingga 10 juta per tahun.

Biaya makan 

Bagi banyak orang, tolok ukur murahnya biaya hidup di Yogya adalah harga makanan. Ya, dengan uang dua ribu saja, kamu bisa membeli sebungkus nasi kucing yang berisikan nasi dan lauk sederhana di angkringan yang menjamur di sudut-sudut kota.

Dengan selembar uang sepuluh ribu pun, kamu bisa makan nasi dengan lauk khas rumahan ditambah minuman berupa es teh manis. Warung burjo yang kini lebih akrab disebut Warmindo menyajikan aneka makanan dengan harga masih terjangkau juga selalu buka 24 jam. Hitungan kasarnya, jika kamu makan 3 kali sehari dan setiap kamu makan menghabiskan Rp 10 ribu, maka sebulan kamu perlu Rp 900 ribu untuk biaya makan.

Tak jauh beda dengan kota besar lainnya, Jogja juga tak lepas dari pengaruh modernisasi. Di pusat kota, banyak mall, restoran, hingga kafe-kafe kekinian. Dan harga untuk makanan di tempat-tempat seperti itu tak jauh beda dengan harga makanan di tempat-tempat modern di Jakarta.

Biaya transportasi 

Untuk transportasi kota, Jogja mengandalkan Trans Yogya. Kebanyakan mahasiswa mengggunakan motor atau mobil untuk mendukung mobilitasnya. Tarif Trans Yogya jauh dekat Rp 3500, dan melewati banyak area di pusat kota. Bagi yang tidak memiliki kendaraan pribadi, alternatifnya menggunakan transportasi online. 

Untuk biaya transportasi, misal setiap hari menggunakan Trans Yogya pulang pergi. Berarti ongkos yang harus dikeluarkan adalah Rp 7000 sehari. Maka dalam sebulan, biayanya Rp 210 ribu.

Jika dikalkulasikan biaya tempat tinggal Rp 500 ribu, biaya makan 900 ribu, dan biaya transportasi Rp 210 ribu, maka untuk biaya hidup sebulan kamu membutuhkan Rp 1,6 jutaan. Perincian kasar tersebut hanya memasukkan biaya kebutuhan pokok. Belum termasuk biaya pulsa, biaya print dan fotokopi untuk mahasiswa, dan biaya rekreasi.

Jika dibandingkan dengan Bandung atau Jakarta yang sama-sama memiliki banyak universitas, biaya hidup di Jogja tak begitu jauh berbeda untuk ukuran kalangan mahasiswa. Hal ini karena seiring berkembangnya zaman dan banyaknya pendatang ke Jogja, harga-harga di sana juga mengalami kenaikan.

Bagaimana jika tujuan merantau ke Jogja adalah untuk bekerja? Biaya yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan pokok tidak jauh berbeda dengan perhitungan di atas. Terlihat murah, namun kebanyakan pekerja di Jogja mungkin menganggapnya besar. Pasalnya, UMK (Upah Minimum Kota/Kabupaten) DI Yogyakarta untuk Kota Yogyakarta tahun 2018 berada di angka Rp 1,7 jutaan.